WHAT'S NEW?
Memuat...

Filosofi Jempol

Jempol merupakan salah satu bagian  tubuh manusia yang sarat  makna dan nilai filosofi. Tanpa jempol, kita tidak bisa menggenggam, pegangan tidak kuat, tidak bisa mencubit, tidak bisa mengirim Short Message Service (SMS), tidak bisa mengirim BlackBerry Messenger (BBM), dan tidak bisa menggunakan gunting untuk memotong. Singkatnya, tanpa jempol, kita tidak bisa menggenggam atau memegang suatu benda dengan kuat. Keberadaan jempol membuat empat jari lainnya lebih produktif. Maksudnya, jempol tidak akan kuat kalau hanya sendiri; demikian pula empat jari lainnya tidak kuat jika tanpa jempol;  karena itu, jempol merangkul empat jari lainnya untuk melakukan aktivitas secara  bersama-sama. Semua aktivitas yang dilakukan oleh jempol karena dorongan kemurahan hati (greatfulness) dan pikiran sehat (senses).

Banyak hal selalu dihubungkan dengan jempol. Misalnya ancungan jempol (thumbs-up) sebagai tanda setuju. Jempol di arahkan ke bawah sebagai tanda tak setuju (thumbs down). Cap jempol (thumbprint) sebagai simbol penguatan, persetujuan atau pengesahan. Jempol dapat menggambarkan orang yang tidak berbuat apa-apa (twirl thumbs). Jempol dapat juga menyimbolkan hal yang janggal (all thumbs). Isapan jempol (figment) melambangkan orang yang suka berbohong.

Jempol dapat digerakan atau di arahkan dalam lima arah. Masing-masing arah memiliki makna yang berbeda. Bila di arahkan ke dalam diri sendiri, artinya instropeksi diri. Bila di arahkan ke depan, artinya ada pengharapan.  Bila di arahkan ke belakang, artinya sebagai suatu peringatan. Bila di arahkan ke bawah, artinya orang yang melakukannya menganggap diri sendiri lebih hebat, bersikap, tidak bijaksana, dan merendahkan martabat orang lain. Bila diacungkan, artinya si pemilik jempol bersyukur kepada Tuhan, juga bisa dimaknai menggerakkan atau mengubah orang lain agar bisa menjadi orang yang maju, hebat, berpikiran positif dan terbuka.

Orang yang suka mengacungkan jempolnya ke atas menunjukkan bahwa ia adalah orang yang berpikir konstruktif, bijaksana, optimis dan memiliki cakrawala luas ke depan. Sebaliknya, orang yang suka mengarahkan jempolnya ke bawah menunjukkan bahwa ia adalah orang yang selalu berpikir destruktif, tidak bijaksana, pesimis dan selalu kuatir tentang hidup.

Jempol yang diacungkan memiliki nilai simbolik sebagai pengharapan, penghargaan, ucapan terima kasih, pujian dan rasa syukur kepada Tuhan, diri sendiri dan  kepada sesama atau orang lain agar suatu saat dapat menjadi top dan first rate.

Singkatnya, keberadaan jempol melambangkan karakter pemiliknya. Tangan tanpa jempol tidak kuat. Jempol melambangkan sejumlah nilai kehidupan yang indah; melambangkan kekuatan saat kesesakan; melambangkan harapan saat putus asa; merasakan kenikmatan saat hidup tertekan dan terpenjara. Semuanya jika direnungkan, kita akan mendapatkan rangkaian kata indah yang sarat makna bahwa jempol adalah jari yang netral, yang bisa bersahabat dengan jari lainnya.***

sumber

0 comments:

Post a Comment