Cukup lama saya mengenal mas Fajri. Beliau ini salah satu guru saya, yang mengajari banyak hal. Beliau ini yang mengenalkan saya dengan dunia politik. Dunia warna warni. Dan beliau tlaten membimbing saya, soalnya saya ini jenis unthul bawang. Timun wungkuk jogo imbuh. Dan anda semua bisa membayangkan, bagaimana susahnya mengajari orang tipe ini.
Ini yang saya ingat baik baik, kejadiannya sudah lama. Saya di ampiri, di ajak begitu saja. ' Ayuh ning Kenteng.' Kenteng ini daerah dekat kampung saya, sebagian berstatus tanah negara, tapi penghuninya banyak betul. Sekarang tambah banyak.
Ternyata ada rencana dari pemerintah membangun ipal. Instalasi Pengolahan Air Limbah di Kenteng. Logikanya betul, wong tanah negara, dan ipal itu penting. Ya sudah tho. Gusur saja.
Lha ini bedanya mas Fajri. Pembangunan itu penting, tapi lebih penting hidup manusia. Pembangunan itu menyejahterakan manusia, bukan meminggirkan manusia.
Akhirnya beliau dan teman teman mengadvokasi warga yang mau di gusur. Alhamdulillah. Berhasil. Ipal di geser, warga tidak di gusur.
Ini saya kira pelajaran menarik. Menggabungkan antara kepentingan wong cilik dan pembangunan. Win win solution. Banyak kasus wong cilik dan pembangunan, tidak ketemu. Seolah saling mengalahkan. Contohnya banyak, dari dulu sampai kejadian terkini ada.
Di tangan yang tepat, wong cilik dan pembangunan bersanding.
Saya mohon doa dari pembaca yang budiman, untuk mas Fajri, agar di berikan keikhlasan menjalani peran. Menjalani tugas. Dan agar semua gerak hati, upaya, semua pengorbanan di biji oleh Allah Taala sebagai amal sholeh. Perjuangan masih panjang. Sekarang hanya titik permulaan.
Selamat bekerja tim AFI Solo. Bismillah. Bi nashrillah.
Bambang Sudarsono
Dai dan Fisioterapis di RS Kustati Solo
0 comments:
Post a Comment